Sedang
asyik bermimpi dalam pelukan bintang dan bermain dengan peri-peri
kecil, tiba-tiba terdengar suara ketukan yang membangunkan aku dalam
gelapnya malam. Rasa sedikit mengantuk masih ku rasa, waktu saat itu
menunjukan pukul dua pagi, lalu ku
bergegaslah aku membukakan pintu. Ternyata itu adalah bunda. Bunda
memang terbiasa pulang hingga larut seperti ini. Karena Bunda bekerja
sebagai cleaning service di suatu hotel. Di dalam hati aku berkata
“Andai saja ayah masih hidup pasti bunda tidak akan bekerja keras, namun
mau tidak mau inilah takdir yang aku jalani bersama bunda”. Oh ya nama
ku Vira Sukmawijaya, biasa dipanggil Vira oleh teman-teman di SMA ku,
nama Sukmawijaya itu adalah Ayahku. Ayahku adalah seorang pegusaha yang
sukses saat beliau masih hidup namun karena terbelit hutang maka semua
harta benda telah lenyap dan ayah pun saat itu sakit- sakitan hingga
sebuah ajal menjemputnya. Mungkin hidupku saat kecil sangat terlalu
dimanjakan oleh ayah, mau apa saja tinggal tunjuk dan pasti dituruti
oleh beliau. Namun kini bundalah yang bekerja untuk menyambung hidup.
Banting tulang Bunda membesarkanku dan menyekolahkanku. Kembali ke
aktifitas saat itu hari sudah
menujukan pukul 6, saatnya aku untuk
berangkat sekolah, namun ku tidak sempat untuk berpamitan lantaran aku
tidak tega untuk membangunkan bunda
yang tengah dalam keadaan
terlelap atau mungkin bunda sedang asyik bermimpi bertemu ayah.
Sesampainya di sekolah seperti biasa Jody menyapaku. Oh ya Jody adalah
teman karibku, sejak kecil. Jody banyak membantu dalam urusan biaya
sekolahku, Jody itu adalah anak rekan kerja ayah sejak dulu mungkin
karena orang tua Jody banyak dibantu oleh ayah lantas kebaikan yang
diberikan Jody dan orang tuanya merupakan balas budi. Entah bagaimana
aku bisa membayar semua budi baiknya kepada ku dan keluarga ku. Aku dan
Jody kini tengah fokus dalam sebuah kompetisi antar sekolah. Kita berdua
terpilih karena kita berdua memiliki prestasi yang bagus di sekolah.
Hari itu Jody mengajak ku toko buku untuk mencari bahan koleksi bacaan
buku Jody. Setelah jam sekolah pun berakhir bergegaslah aku dan Jody
untuk pergi. Sesampainya di toko buku, aku dan Jody
pun memisahkan
diri karena kita memiliki selera bacaan yang berbeda. Ketika aku berada
disebuah stand buku sastra, ada seorang lelaki yang juga ikut membaca
disampingku. Secara kebetulan aku pun ingin mengambil sebuah buku dan
lelaki itupun juga mengambil buku yang sama. Lalu dengan rasa malu aku
melepas tanganku dari buku tersebut namun pria tersebut justru
memberikan buku tersebut. Rasa malu sangat terpancar diraut wajahku.
Setelah ia berikan buku itu kepadaku dan kami saling berdiskusi tentang
buku itu dan kamipun saling berkenalan. Jujur saat itu aku kagum
denganya karena dia smart dan tampan. Nama pria itu adalah Dery dia,
karena asiknya kami ngobrol aku sampai lupa kalau aku ke toko buku
bersama Jody. Dan jody pun menghampiri lalu ku kenalkanlah dia dengan
Dery. Hari sudah petang maka ku dan Jody memutuskan pulang ke rumah.
Sepanjang Jody sempat mengatakan kalau Dery itu seperti pria aneh.
Ketika sampai di rumah, Bunda sudah menyambutku. Kebetulan Bunda tidak
pulang sampai larut malam jadi aku bisa banyak sharing dengan Bunda.
''Bunda tahu nggak hari ini aku kenal sama cowok pas aku di toko buku
tadi, dia tuh ganteng dan pinter banget,'' ucap diriku. Lalu bunda pun
memberiku sebuah nasihat kepada ku. ''Vira, kamu itu sekarang sudah
gadis loh! harkat dan martabat mu sebagai wanita itu harus kamu jaga
seutuhnya. Jadi memilih teman terutama laki-laki harus hati-hati,''
tegas Bunda. Lalu aku pun memeluk Bunda dengan eratnya dan selalu
mengingat apa yang baru saja diucap oleh bunda. Semakin hari aku dan
Dery semakin akrab, hampir setiap hari Dery selalu menjemputku saat
pulang ke sekolah. Pagi, siang, malam pikiranku hanyalah Dery. Hadirnya
Dery seakan membuat hidupku menjadi lebih berwarna. Cukup lama aku
mengenal Dery ternyata timbullah benih-benih cinta diantara kita berdua.
Hingga suatu ketika Dery pun menyatakan cinta di suatu tempat yang
sekelilingnya dipenuhi lilin dan bunga-bunga indah. Wanita mana yang tak
akan senang bila diperlakukan seromantis mungkin. Tanpa pikir panjang
aku pun menerima pernyataan cinta Dery. Ini kali pertama aku memiliki
pacar. Namun aku belum berani untuk mengatakan kepada Bunda tentang
hubungan ini maka mau tak mau aku harus menjalani backstreet. Hanya Jody
saja yang tahu hubunganku, ku pikir Jody tidak akan senang dengan
berita ini namun Jody juga senang dengan kabar tersebut. Hampir setiap
hari Dery menemaniku dan hari-hari ku hanya ku habiskan bersamanya.
Suatu ketika aku diajak Dery untuk ikut menghadiri pesta ulang tahun
temannya. Karena Bunda sedang bekerja kala itu ia bekerja shift
malam. Aku pergi bersama Dery tanpa sepengetahuan Bunda. Saat itu aku
dijemput Dery pukul 9 malam. Sesampainya di tempat di acara yang kita
tuju, Dery mengenalkan ku kepada temannya bernama Alex. Saat ku
menginjakan tempat itu aku merasa aneh. Suara musik dan lampu yang
gemerlap membuat ku sedikit kurang nyaman. Ku sempat meminta kepada Dery
untuk
mengantarkan ku pulang namun Dery menyakinkanku untuk tetap
disini. Dery memberikan ku segelas minuman, entah itu minuman apa.
Sepintas rasanya enak, namun lama-lama kelamaan aku pun merasa pusing.
Dan disaat ku merasa pusing aku pun Dery memberiku obat. Dia bilang
dengan meminum obat itu pusing ku bisa hilang. Lalu ku minumlah, setelah
ku minum efek yang ku rasakan badanku serasa enteng dan terbang. Ayam
jantan pun telah berkokok dan subuh pun tiba, kira-kira pukul 5 pagi aku
baru sampai rumah. Aku pulang mungkin masih dalam keadaan mabuk. Bunda
yang sedang beribadah melihat kedatanganku dalam keadaan yang tidak
normal. Bunda sangat tertegun sampai-sampai Bunda menangis pun tidak ku
hiraukan, justru aku langsung mengurung diri dalam kamar. Mungkin karena
aku dalam keadaan mabuk, aku pun tak tahu apa yang terjadi. Ketika aku
bangun Bunda pun sudah mengelus-elus rambut ku. Lalu pun ia berkata
kepadaku tanpa sedikit pun marah. ''Kemanakah kamu semalam nak, sampai
setan merasuk tubuh mu saat subuh tadi, Bunda kecewa denganmu'', ucap
Bunda sambil memberikan ku air putih. Aku tak tahu harus jawab apa,
karena aku sangat malu begitu perhatian Bunda dengan ku. Meski aku telah
berbuat salah. Lantas aku pun menangis dipelukan Bunda. Langit telah
berubah Pergantian tugas bintang yang menerangi malam dengan Matahari,
Setelah kejadian kemarin aku tidak masuk sekolah padahal tugas penting
membawa nama baik sekolah namun aku tidak bisa hadir karena kejadiaan
saat itu. Setibanya sampai di sekolah, teman- teman ku melihat ku dengan
wajah yang menggambarkan kekecewaan saat ku sapa mereka hanya diam dan
mempalingkan muka. Tiba-tiba Jody menarik tangan ku dan berkata mengapa
semua teman menjadi sinis kepadaku. ''Kamu liat, wajah teman-teman kita
terhadap kehadiran kamu. Mereka sangat kecewa kemana kamu saat
perlombaan antar sekolah? Kamu tahukan kita ini partner mewakili sekolah
kita. Tapi apa! kamu tidak hadir dan hingga pada akhirny sekolah kita
didiskualifikasi,'' dengan marah Jody berkata. Sumpah ucapan itu membuat
aku lebih bersalah, karena kejadian waktu itu hingga membuat aku tidak
masuk sekolah padahal aku harus mengikuti lomba antar sekolah malah aku
tidak hadir. Entah bagaimana aku, harus membalikkan keadaan menjadi
seperti semula. Hanya dengan kata maaf pun juga tidak bisa membalikan
suasana menjadi seperti semula. Waktu pulang sekolah telah tiba, dan
Dery pun menjemputku. Dery mengajak ku ke sebuah kafe untuk menjelaskan
semua permasalahan, aku mencoba menolak tapi tidak bisa. Sepanjang jalan
aku ceritakan semua masalah, yang telah terjadi dan ada kepikiran untuk
mengakhiri hubungan. Tapi Dery menolaknya, dan Dery pun meminta maaf
dan berjanji untuk tidak akan mengulangi. Sejak kejadian itu aku dan
Dery memutuskan untuk long distance, karena aku harus fokus lulus
sekolah sedangkan Dery melanjutkan kuliahnya di Bandung. Aku hanya
berkomunikasi melalui telepon saja. Karena kita memang terpisah jarak
dan waktu. Setelah aku dinyatakan lulus sekolah, aku pun mendapatkan
beasiswa masuk perguruan tinggi di Bandung. Aku sangat senang karena aku
bisa meraih prestasi yang membanggakan untuk Bunda dan ini membuat
kesempatan bertemu dengan Dery setelah satu tahun lamanya. Selepas SMA
seakan semua memiliki kehidupan masing sejak lulus SMA aku harus
kehilangan sahabat karibku Jody yang melanjutkan kuliah di Australia.
Banyak kenangan aku dengan dia dan jasanya juga tak akan pernah ku
lupakan. Tinggal jauh dari orang tua memang sangat berat, sebenarnya aku
tidak tega meninggalkan Bunda sendirian di rumah namun Bunda telah
menyemangati aku untuk menempuh pendidikan agar tercapai semua impianku.
Satu pesan yang diberikan Bunda kepadaku bahwa sebebas apapun anak
merpati terbang pasti ia akan mengingat induknya dan setinggi apa pun
merpati terbang dia bisa terjatuh karena kesalahannya sendiri. Hingga di
stasiun Kereta api telah membunyikan tanda keberangkatan dengan berat
aku harus melepaskan pelukan erat ku dari Bunda. Tibanya aku di Bandung,
aku langsung menuju ketempat kost-an yang direkomendasikan oleh
temanku. Tempatnya tidak jauh dari dimana aku kuliah dan biayanya yang
murah. Termenung aku di kota kembang ini “ Ini awal aku menapakan dengan
restu seorang ibu yang membuat mental untuk bisa meraih mimpi, bukan
sebuah mimpi bila kita hanya tetap melamun dalam kebimbangan. Bumi,
Langit, udara dan air beserta isinya akan selalu menjadi bagian hidup
yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan. Tak butuh waktu lama aku
mendapatkan teman, namanya Cita, dia adalah teman ku yang ngekost sama
denganku. Beberapa hari aku di Bandung, aku pun juga bertemu dengan
Dery. Ku ajak Dery ketempat dimana aku tinggal. Tak lupa ku juga
mengenalkan dia dengan Cita teman kost ku. Berbicara tentang Cita, ia
bukanlah seorang mahasiswi melainkan dia bekerja. Namun yang ku heran
entah dia bekerja dimana karena dia sangat tertutup. Cita sangat baik
dengan ku, dia selalu mentraktirku makan. Lagi-lagi timbul pertanyaan
dalam benakku darimana ia bisa mendapatkan duit itu padahal ku jarang
sekali melihat pergi bekerja. Tapi Cita pernah mengajak ku sebuah tempat
dimana semua itu adalah wanita-wanita cantik layaknya bidadari. Hingga
pada akhirnya aku menyadari bahwa Cita merupakan seorang agency model.
Karena aku memiliki fisik yang cantik Cita pun menawarkan ku untuk
melakukan pemotretan perdana. Ku pikir ini sangat menjanjikan sekali,
karena ku memiliki fisik yang bagus maka sebuah majalah dewasapun
mengontrakku. Karirku semakin menanjak, dan banyak sekali tawaran
pemotretan. Aku pun mendapatkan sebuah fasilitas berupa mobil dan tempat
tinggal. Ini membuat mendapatkan segalanya dari profesi ku
sehingga
aku tidak perlu lagi tinggal di tempat kost. Karena jadwal yang terlalu
padat dan aku tidak bisa bekerja sendiri maka dery pun menjadi
manajerku. Foto-foto
sudah dimuat diberbagai majalah- majalah
dewasa. Dan aku pun sudah semakin akrab dengan lampu blitz kamera.
Semakin menanjak karir ku semakin bebas kehidupan ku karena akau
memiliki uang, disatu sisi aku memiliki pacar yang ku pikir dia setia
karena Dery pula aku banyak mengenalkan tentang kota Bandung bahkan
kehidupan malam di Bandung. Sebenarnya aku takut dengan tempat seperti
itu dan sempat menolak. Karena teringat kejadian waktu itu, namun aku
tak bisa menyangkal permintaan Dery karena sebuah ucapan yang
menyakinkanku. Lama-lama kelamaan aku pun semakin akrab dengan dunia
malam. Hampir tiap minggu aku mengujungiku. Aku memang sekali berpergian
ke luar kota Bandung dan sempat singgah di Jakarta namun apa daya
karena sebuah jadwal yang padat aku tak bisa pulang ke rumah untuk
bertemu Bunda. Sudah hampir satu tahun semenjak aku menjadi model aku
tidak kembali ke rumah padahal Jakarta Bandung tidak terlalu Jauh namun
sekali lagi ku harus bersikap professional pada tuntutan kerja. Selama
menjadi model, aku selalu mengirimkan uang untuk kehidupan Bunda di
Jakarta. Bunda yang kini tinggal bersama Sumi saudara sepupuku yang
menemani Bunda sehari-seharinya selalu ku penuhi segala kebutuhannya.
Tiba-tiba aku termenung pada sebuah pepatah yang mengatakan semakin
tinggi pohon semakin pula angin kencang yang menerpanya. Itu yang ku
rasakan kali ini. Sudah berapa hari aku tak dapat kabar dari Dery aku
telah mencari tahu keberadaan ia. Karena semua uang ku, ku titipkan
kepadanya. Suatu ketika musibah datang kepadaku, dimana aku harus pulang
ke Jakarta karena aku mendapatkan kabar bahwa Bunda sakit. Mendegar
kabar tersebut aku langsung
seketika berangkat ke Jakarta. Sedikit
penyesalan yang terjadi pada diriku, karena selama ini aku hanya sibuk
untuk mencari lembaran-lembaran Rupiah. Yang ada dipikiranku hanya
rupiah hingga aku tidak memiliki waktu untuk Bunda. Setelah sampai di
rumah sakit pun aku tidak bisa memeluk Bunda karena terkapar lemah tanpa
sadar. Yang ada pada saat itu aku hanya bisa berdoa. Sumi yang menemani
ku di rumah sakit, dan Sumi pun menceritakan tentang apa yang
menyebabkan hingga Bunda menjadi seperti itu. Sumi mengatakan Bunda
mendadak serangan jantung karena melihat sebuah foto ku tanpa sehelai
busana. Entah siapa yang menyebarkan foto, tersebut sejujurnya profesi
ku saat itu aku rahasiakan dari Bunda karena bila tahu pasti dia akan
menolakku. Foto itu merupakan ulah tangan jahil yang sengaja mengambil
gambarku tanpa sepengetahuanku. Ketika aku mendengar kabar tersebut
sentak membuatku sangat menyesal. Ternyata profesi yang ku jalani penuh
dengan tantangan bahkan menjatuhkan martabat ku sebagai wanita. Aku
mencoba menelpon Dery untuk mengusut masalah ku ini namun tak ada
kabar darinya. Lalu ku lupakan masalahku untuk hingga menunggu Bunda
sadar dan pulih dari komanya. Uang dan uang yang ku pikir semua akan
bahagia dengan uang, layaknya bidadari cantik aku berlenggak lenggok dan
semua orang melihat ku. Karena aku manusia yang butuh hidup dan uang
menjadi prioritas. Tak salah aku berkata kalau aku ini bidadari uang.
Aku yang tertegun dalam doa, aku tenggelam dalam larutnya air mata
ketika suster meminta ku untuk masuk ke ruang ICU karena Bunda yang
siuman dan ingin berbincang. Suara alat detak jantung yang menempel di
dada Bunda dan selang nafas membuat Bunda berbicara dengan sekuat
tenaga. ''Maaf kan Bunda nak, mungkin Bunda sudah gagal dalam mendidik
kamu. Maafkan Bunda nak,'' ucap Bunda. Aku hanya bisa menangis dipelukan
Bunda, aku tidak mau Bunda terus menangis. Bunyi suara panjang dari
monitor jantung berbunyi lurus dengan gugup pun aku langsung memanggil
suster dan dokter. Namun Tuhan sayang dengan Bunda hingga malaikat telah
menjemput Bunda untuk berhenti mengikuti putaran dunia selamanya.
Hancur dan hancur, seakan teriakan dan tangisan ku tak bisa menjadi
perminta maafa ku kepada Bunda. Sumi yang memelukku juga larut dalam
kesedihan yang menghancurkanku. Taburan bunga yang menghampar di atas
nisan Bunda membuat penyesalan, seakan-akan hidupku sudah tak berarti.
Gelap malam dimana hanya ada aku dan
kenangan. Aku belum bisa
berhenti menangisi kepergian Bunda meski aku harus mencoba untuk ikhlas
dan merelakannya. ''Tuhan aku hanya meminta kepadaMu berikan Bunda
surgaMu, aku tak tahu mengapa Kau cepat memisahkanku denganya. Padahal
aku ingin membahagiakan uang hasil kerja keras yang selama ini ku
lakukan untuk Bunda namun semuat jadi tidak berarti. Jika Engkau ingin
menghukumku hukumlah aku Tuhan namun mengapa Engkau justru memisahkan ku
dengan Bunda,'' berdoa aku sambil membuka foto kenangan indah. Berapa
minggu Bunda yang telah pergi, aku harus kembali ke Bandung untuk
menyelesaikan semua masalahku. Tersimpan foto indah kenangan ku dengan
Bunda yang selalu ku lihat setiap saat. Kedatangan ku ke Bandung membuat
lengkap penderitaan ku. Karena sibuknya aku di dunia model sehingga
banyak waktu kuliah yang jarang ku hadir sehingga aku di DO dari kampus
karena aku sudah melanggar ketentuan kampus. Tidak hanya itu agency
model sudah memutus kontrak kerja ku. Karena kasus beredarnya foto-foto
syur yang sebenarnya bukan aku yang melakukanya. Dan aku melanggar
perjanjian yang ada di kontrak. Lantas semua fasilitas yang telah
diberikan dari mobil hingga rumah kini sudah bukan milik ku lagi. Aku
tak tahu apa yang aku lakukan di kota Kembang ini. Hingga pada akhirnya
aku memutuskan untuk menginap di tempat Cita. Sesampainya di kost aku
langsung menemui Cita, berharap ia mau mendengarkan keluh kesah ku dan
memberikanku sebuah bantuan namun sebelum mengetuk pintu aku mendegar
suara yang tidak asing di telingaku. Ketika aku ketuk pintu ternyata
orag yang membukakan pintu untukku adalah Dery, sentak ini mebuat aku
terkejut dan tak bisa ku pendam lagi amarahku kepada Dery. ''Jadi
beginikah kalian, memanfaatkan segalanya dari keluguan dan kebodohan ku.
Sumpah aku tak menyangka kalau kamu tega, kau ambil semua uangku dan
kini kalian tertawa di atas penderitaanku. Baik aku nggak akan ganggu
kalian berdua sekarang nikmatilah kesenangan kalian berdua,'' teriak
aku. Lengkap semua penderitaan yang telah ku alami, hingga pada titik
jenuh aku pun kehilangan arah tak lagi ku kenali mana malam yang
bertabur bintang mana matahari yang bertabir senyum. Semua kini telah
lenyap. Merenung aku di sebuah taman kecil tak ada satupun yang ku
kenal. Layaknya orang gila akupu menjadi bahan tertawaan anak-anak
kecil. Tapi diantaran kumpulan anak kecil ada satu gadis kecil yang
melepaskan ku dari ejekan anak-anak kecil. ''Sudah-sudah pergi kalian
semua jangan ganggu kakak cantik itu,'' teriak Tiara nama gadis kecil
itu. Lalu Tiara pun mengajak aku ke tempat dimana ia tinggal yaitu Panti
asuhan. Di Panti tersebut aku dikenalkan dengan Ibu Bunga orang yang
mengasuh anak- anak Panti. Ibu Bunga sangat baik hati, wajah ayunya
hampir mirip dengan sosok Almarhum Bunda. Ibu Bunga sangat perhatian
sekali denganku. Aku banyak bercerita dengan Ibu Bunga tentang semua
keadaan yang telah aku alami. Air mata yang jatuh dari ku langsung
dihapusnya dan pelukan hangat Ibu Bunga mengingatkan ku kepada Bunda.
Ibu Bunga meminta kesedianku untuk menetap di panti asuhan ini. Tanpa
berpikir panjang aku menerima dengan amat sangat gembira. Di panti ini
aku banyak belajar tentang arti kehidupan dan berbagai masalah. Cinta
kasih yang tulus aku abdikan diri ku untuk kehidupan yang penuh cinta.
Kini aku mengerti, aku yang dulu menjadi seorang bidadari yang ternilai
oleh uang ternyata semua apa yang ku dapat dan aku raih bukan semata-
mata ternilai oleh Rupiah. Letak surga dunia yang ku raih ternyata bisa
ku raih hanya dengan rasa tulus cinta dan sebuah keikhlasan. Sekarang
aku menjadi seorang bidadari yang dikelilingi peri-peri kecil.
Menebarkan kebahagian dan senyuman yang tulus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar